kasta di Bali jilid 1

raja baliKASTA, CASTE THE UNTOUCHABLES
Posted by Bhagawan Dwija on
2005-05-03
Om Swastyastu,
Namaste,
Tulisan ini sebagian bersumber dari
Encyclopedia Americana :
Kasta, aslinya berasal dari bahasa
Portugis : CASTA (dalam bahasa
Inggris : Caste) yang artinya
kelompok, kelas sosial, jenis
tertentu karena kelahiran. Kata itu
pertama kali digunakan oleh
orang-orang Portugis yang
menjelajah dunia, kemudian
menemukan sistem sosial yang
berkelompok dan berjenjang di
India. Struktur Kasta zaman dahulu
di India (juga di Bali tempo doeloe)
diorganisir dengan ketat, melalui
berbagai peraturan yang
menyangkut : pemberian nama
dan gelar status sosial, perkawinan,
warisan, wilayah kekuasaan, mata
pencaharian, kewenangan dalam
pemerintahan, dan hak
memanfaatkan tenaga kerja
(rakyat) yang ada dalam wilayah
kekuasaannya. Casta yang berasal
dari India, kemudian ditiru secara
luas di Eropa.
Seorang Proffesor dari Patna
University, India : Narmadeshwar
Prasad mengatakan bahwa sistim
Casta di India adalah modifikasi
dari Varna yang ada dalam kitab
suci Veda, namun modifikasi itu
lebih ditujukan pada kepentingan
kelompok status quo untuk
mempertahankan eksistensinya
turun temurun (statis).
Uniknya, sistim kasta tidak hanya
terwujud di masyarakat Hindu -
India saja, tetapi juga pada
kelompok : Muslims, Christians, dan
Sikhs. Di kelompok Muslim, sistim
Kasta berbentuk kelompok-
kelompok : Sayid, Sheikh, Pathan
dan Momin. Di kelompok
Christians : Chaldean Syrians,
Jacobite Syrians, Latin Catolics,
Marthomite Syrians, dan Syrians
catolics.
Sistim Kasta di India dan juga di
bagian dunia yang lain (termasuk
Indonesia/Bali) memudar karena :
1. Perkembangan Industrialisasi
yang meninggalkan sistim ekonomi
Agraris. Dalam ekonomi yang
bertumpu pada sektor Agraris,
peranan The Land Lords yang nota
bene kaum bangsawan, sangat
dominan. Dengan Industrialisasi,
maka peranan tuan tanah pada
kehidupan rakyat hilang. Dalam
ekonomi Industri,
kekuasaan ada pada kapital dan
penguasaan Iptek.
2. Perubahan bentuk pemerintahan
dari Kerajaan ke Republik karena
adanya revolusi-revolusi yang
dipelopori oleh Perancis dan Rusia
sehingga hak-hak istimewa kaum
bangsawan hilang.
3. Perkembangan Iptek dan
kecerdasan bangsa untuk berpikir
rasional.
KASTA DI BALI ?
Melihat dari unsur-unsur Casta di
atas, maka apa yang dinamakan
Kasta di Bali, itu SEBENARNYA
SUDAH TIDAK ADA, karena :
1. Basic Casta yang pertama yaitu :
Religious-mythical, antara lain yang
menganggap bahwa Raja adalah
keturunan Dewa, yang dahulu di
Bali disebut sebagai Ida Bhatara
Dewa Agung, sudah TIDAK ADA.
2. Basic Casta yang kedua :
Economic-Political, yang diperankan
oleh kelompok Status-Quo (kaum
bangsawan/tri wangsa) sudah
TIDAK ADA.
Namun demikian, exclusiefism
Caste di Bali masih kadang-kadang
muncul kepermukaan berbentuk
masalah-masalah adat antara lain :
1. Asu mundung, ngelangkahin
karang hulu, pati wangi.
2. Kasus Tri Sadaka vs. Sarwa
Sadaka
3. Dharmopadesa, dll
MENURUT PENDAPAT SAYA PRIBADI
itu adalah bentuk-bentuk :
PSEUDONYMOUS CASTE atau
dengan bahasa Indonesia : Kasta
yang fiktif. Saya sebut demikian
karena kedua unsur pokok yang
disebutkan di atas yaitu Religious-
mythical dan Economic-political
sudah tidak ada.
Memang benar, di Bali di era tujuh
puluhan/delapan puluhan, gejala-
gejala menegakkan kembali
Economic-political ada sedikit
menonjol misalnya Bupati-Bupati di
Bali hampir semuanya dari
kelompok Tjokorda, Anak Agung,
Ida Bagus, bahkan juga
Gubernurnya masih Ida Bagus,
sampai-sampai para Camat banyak
yang golongan I.B alias Ida Bagus.
Tetapi sekarang, contoh yang
sangat mencengangkan adalah
Kabupaten Klungkung, baru
pertama kali Bupatinya orang
tanpa titel kebangsawanan. Nanti,
setelah PILKADA, kemungkinan
pejabat-pejabat teras di Bali sudah
diduduki oleh mereka yang tanpa
embel-embel titel
kebangsawanan.
Walaupun sudah dalam bentuk
Pseudonymous, Kasta di Bali masih
mempunyai dampak sosial negatif
yang kalau tidak hati-hati
menanganinya, bisa menimbulkan
konflik. Kapankah Bali 100% bebas
dari Casta stelsel, saya serahkan
sepenuhnya kepada anda untuk
berdiskusi (tapi yang kalem-kalem
aza, jangan emosi !)
"Jele melah gumi gelah" (Jelek
atau bagus, toh tanah airku)
Om Santi, santi, santi, Om
Saadar Pranaam
Bhagawan Dwija
sumber: milis HDnet
Sedikit tambahan :
1. Kaum Brahmana, para pandita
dan rohaniawan.
2. Kaum Ksatria, para anggota
lembaga pemerintahan.
3. Kaum Waisya, para pedagang,
petani, tukang dan sebagainya.
4. Kaum Sudra, golongan pekerja
kasar, rakyat jelata
Lalu ada pula golongan paria, yang
tidak termasuk kasta manapun jua.
Seperti juga kaum candala, hasil
perkawinan antar-warna.
Brahmana adalah golongan paderi
atau sami dalam agama Hindu.
Mereka menguasai ajaran serta
adat keagamaan. Kaum Brahmana
tidak memakan benda berdarah.
Kesatria atau ksatria, diambil dari
bahasa Sansekerta.
Secara harafiah, artinya ini adalah
anggota kasta kedua dalam sistem
caturwarna agama Hindu, tetapi
zaman sekarang arti ini adalah
seorang pendekar pula, atau
seorang bangsawan secara umum.
Waisya adalah kasta ketiga dalam
tata masyarakat Hindu, golongan
pedagang - petani - tukang.
Sudra (Sansekerta: sudra) adalah
sebuah kasta atau warna dalam
agama Hindu di India.
Kasta ini merupakan kasta yang
paling rendah. Kasta lainnya adalah
brahmana, ksatria, dan waisya.

0 komentar: